Kajian Kebencanaan dan Penguatan Kapasitas Masyarakat Serut

Kajian Ancaman Masyarakat Serut

 

Tiga dusun dampingan Program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) KARINAKAS melakukan kajian Ancaman secara pertisipatif. Peserta yang ikut dalam kajian Ancaman berasal dari pedukuhan Kayoman, Wangon dan Dawung – Serut - Wonosari - Gunung Kidul. Tujuan dari kajian tersebut adalah untuk menggali ingatan warga dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ancaman di daerahnya. Mereka mencoba berdiskusi untuk melihat karakteristik bencana  dan mengungkapkan permasalahan di Serut.

 

Mayoritas dari peserta mengungkapkan bahwa kekeringan menduduki peringkat nomor satu didaerahnya. Warga menambahkan bahwa penyebabnya adalah kemarau yang panjang, kebutuhan air yang meningkat, faktor alam, tanah yang gundul dan juga penampungan air yang sangat minim tersedia.

 

Ancaman inilah yang nantinya menyebabkan tanaman tidak tumbuh dan hasil panen yang sedikit. Kekeringan kerap kali memicu perekonomian warga terhambat karena mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Kemudian menjadi sebuah mata rantai yang saling berkaitan dengan kelaparan, gizi buruk balita dan menjadi sumber penyakit.

Muncul gagasan warga untuk bersama – sama memecahkan masalah tersebut secara berkelompok. Rekomendasi warga adalah penghematan air, reboisasi, membuat penampungan air, penyuluhan kesehatan, pengetahuan P3K dan juga membuat kelompok siap siaga.

 


Kajian Kapasitas

 

Sebagai tindak lanjut dari kajian ancaman, masyarakat diajak untuk menilik kembali kapasitas yang dimiliki oleh individu dan kelompok baik fisik dan nonfisik. Secara individu, masyarakat yang cukup mampu biasanya memiliki penampungan air sendiri atau sanyo yang dapat diandalkan saat kekeringan. Sedangkan mereka yang kurang mampu mengandalkan jligen dan mengambil air di penampungan air terdekat. Kapasitas yang dimiliki oleh masyarakat adalah tangki air dari pemerintah, ada puskesmas yang siaga membantu dalam hal kesehatan serta tampungan air hujan.

Fasilitas non fisik antara lain adalah kelompok kerja pembuatan kolam , kelompok tani, dan PPL pertanian. Dari diskusi kajian kapasitas, masyarakat menuangkan ide untuk mengurangi ancaman dengan cara membeli air, meminta bantuan dari pemerintah, membuat kolam untuk tampungan air hujan, membuat sumur, membuat bendungan dan reboisasi.

 


Kajian Kerentanan

Masyarakat memilih petani sebagai kelompok paling rentan di wilayah Serut, alasannya mayoritas penduduk adalah petani. Jika petani gagal panen, banyak rantai yang saling terhubung seperti ketahanan pangan, asupan gizi kurang baik dan juga dapat menjadikan sumber penyakit. Kkelompok kedua adalah balita yang rentan terhadap penyakit jika kekeringan terjadi.

 
Masyarakat merekomendasikan untuk membuat penampungan air atau bak sebagai tadah hujan, bendungan, sumur bur sebagai sarana irigasi sawah dan juga penyuluhan kesehatan karena pada umumnya masyarakat kurang peduli kesehatan. Dari kajian ini, nantinya akan menghasilkan tindakan yang paling memungkinkan dilakukan warga secara bersama – sama.

 


Konsolidasi

Konsolidasi yang dilakukan oleh marayakat antara lain melakukan pencegahan yaitu dengan cara reboisasi atau penghijauan. Yang kedua, sebagai langkah pengurangan, masyarakat membuat bak besar untuk menampung air hujan, membuat bendungan atau sumur bor. Konsolidasi yang ketiga adalah kegiatan tanggap darurat dengan cara menghemat air, mengandalkan pemerintah dan juga membeli air. Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, dibutuhkan penyuluhan kesehatan, kebersihan, P3K, dan membentuk kelompok siap siaga.

 


Pembentukan Kelompok Siaga Bencana (KSB)

Kelompok Siaga Bencana (KSB) yang dibentuk di Serut diberi nama “Tri Maunggal” yang berarti tiga dusun; Wangon, Dawung, dan Kayoman bersatu untuk mengurangi ancaman kekeringan dan mengusahakan perbaikan untuk mengurangi ancaman bencana yang mungkin terjadi di Kecamatan Serut. Struktur yang ada di KSB tersebut berasal dari aktifis setempat, perangkat desa, dukuh, aktivis posyandu dan PAUD.

Rangkaian Kajian tersebut telah dilaksanakan oleh Masyarakat Serut, dan saat ini akan dilakukan rencana aksi. Beberapa jadwal sudah tersusun seperti sosialisasi, penyuluhan kesehatan, pelatihan P3K, pembuatan bak tanam penampungan air untuk umum, renovasi beberapa bak yang sudah rusak dan juga melakukan simulasi pelatihan PPGD untuk awam di tahun 2011. Penguatan kapasitas ini diharapkan nantinya dapat mengurangi risiko – risiko kekeringan yang terjadi di musim kemarau panjang.

 

 

 

© 2010 karinakas.or.id. | +62 274 552126 | karinakas.office@gmail.com