Kepedulian Pemerintah Mengobarkan Semangat Difabel untuk Berkembang

Surat izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo Kecamatan Nguter Kedungwingong Sukoharjo nomor 260 / 418 / VIII / 2011 adalah sebuah angin segar untuk difabel. Sebuah perhatian dari pemerintah terhadap keberadaan difabel di wilayahnya supaya mempunyai semangat untuk meningkatkan perekonomian. Pemerintah desa setempat meminjamkan sebuah kios ukuran 3m x 4m untuk dipergunakan sebagai Kantor Sekretariatan dan Usaha Bersama Paguyuban Difabel Sehati Kedungwinong.

 

Pertemuan singkat (27/09) antara Paguyuban Sehati dan Kepala Desa Kedungwinong hari itu membicarakan tindak lanjut kios yang dihibahkan. Kepala Desa Kedungwinong, Ruswiyoko, S.E mengatakan “Kios tersebut silahkan dipergunakan sebagaimana mestinya dan sebaik-baiknya. Pemerintah mendukung sepenuhnya dengan catatan selama masih produktif dan difabel mampu mengembangkan kreatifitasnya. Jika suatu saat nanti terjadi kevakuman maka kios tersebut akan ditarik kembali.”

 

Kepala Desa yang masih enerjik dan berjiwa muda tersebut menambahkan bahwa Paguyuban sehati sudah 180 derajat berubah sejak didorong oleh RBM KARINAKAS. Dahulu, sudah ada beberapa yayasan yang berusaha menggerakan dengan program – programnya, namun kemudian tidak berjalan dan mati. “Saat ini harapan kami, difabel mampu berdaya melalui kios tersebut dan dapat menopang kehidupan masing – masing keluarga. Jangan merasa rendah diri karena semua manusia dilahirkan atas pemberian Allah S.W.T. Saya pribadi merasa perlu peduli dan mengistimewakan difabel dan semoga hal ini dapat diteladani oleh pemerintah – pemerintah di tempat lain.” Kata Bapak Ruswiyoko.

 

Bapak Suratmin, Kepala Dusun I Kedungwinong juga merasa bangga akan kemajuan difabel di daerahnya. Beliau bercerita bahwa difabel nampak hidup dan berkembang. Para difabel pun menyambut dengan antusias akan rencana usaha bersama di kios tersebut. “Banyak difabel seperti ibu Wakiyem, saat ini sudah mempunyai aktifitas di toko kelontong kecil. Ibu Giyanti setelah 22 tahun tidak pernah keluar rumah, saat ini sudah dapat bersosialisasi dengan warga sekitar,” terang Suratmin.

 

Di desa Kedungwinong, difabel sudah diperhatikan secara maksimal oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah. Program Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) terpadu berjalan atas kerjasama yang sangat solid. Ibu Giyanti, setelah mendapat bantuan kursi roda kerjasama KARINAKAS dan UCP, bersama dengan tetangga – tetangganya bersama – sama membangun plengsengan di rumahnya sebagai sarana aksesibilitasnya keluar rumah. Hal ini sudah menunjukan inklusifitas; warga menerima keberadaan difabel dan mendorong difabel untuk maju. Sosialisasi RBM terpadu ini mendapat sambutan baik dari Dinas PU (Pekerjaan Umum), Dinas Sosial Sukoharjo, dan juga Dinas Kesehatan yang sempat mendatangi rumah ibu Giyanti untuk melihat pembuatan plengsengan.

 

Pramono Murdoko, Unit Manager RBM KARINAKAS Sukoharjo mengatakan, “RBM KARINAKAS Sukoharjo oleh Dinas Pendidikan sudah dimasukan sebagai yayasan yang peduli mencerdaskan kehidupan bangsa.”  Kegiatan – kegiatan di desa Nguter dan Kedungwinong Sukoharjo, seperti posyandu, prestasinya luar biasa dan akan diikutkan sebagai lomba desa siaga. Ketua Paguyuban Sehati, Edi memaparkan “Kami sering mendapat kesempatan diskusi dan advokasi di level Kabupaten. Kami juga bangga, sebagai difabel, kami tangguh dan masing – masing mempunyai kegiatan produktif. Baru saja kami mendapat telepon dari Karang Taruna setempat untuk bekerjasama dalam acara donor darah. Ini membuktikan bahwa keberadaan difabel sudah diterima baik di masyarakat.”

 

Sutrisno, relawan Paguyuban Sehati Sukoharjo juga menjelaskan bahwa difabel seringkali dianggap terbelakang dan tersingkir, tetapi melalui Paguyuban Sehati, KARINAKAS dan Pemerintah yang saling bekerjasama, difabel mendapat perhatian yang sangat layak.  Masukan dari banyak pihak dapat menginspirasi difabel untuk berkembang. Banyak kegiatan di level kabupaten mampu memberikan jaringan yang lebih luas kepada difabe. Kesempatan ini tentunya menjadi harapan difabel agar pemerintah di daerah lain juga dapat mendorong difabel supaya mendapat kesempatan yang sama dalam berbagai aspek. 

 

 

 

© 2010 karinakas.or.id. | +62 274 552126 | karinakas.office@gmail.com