temu relawan GK

Pada penghujung tahun 2019, sebanyak 23 orang Relawan Tanggap Bencana KARINA KAS Rayon Gunungkidul, mengadakan Temu Bersama untuk merefleksikan gerak para relawan sepanjang tahun 2019, bertempat di aula paroki St. Yusup Bandung (13/12/2019). Tim Relawan Tanggap Bencana KARINA KAS Rayon Gunungkidul memang masih terbilang sangat muda, karena baru terbentuk pada Mei 2019. Namun semangat untuk berbagi dan berbelarasa para relawan sudah luar biasa, khususnya pada respon bencana kekeringan yang terjadi di area Gunung Kidul tahun ini.

Temu relawan GK2

Tim Relawan Tanggap Bencana KARINA KAS Rayon Gunungkidul ini bersama dengan KARINAKAS serta berbagai pihak, sepanjang musim kemarau 2019 ini telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 761 tangki (@ 5.000 liter) kepada para warga yang mengalami kekeringan. Musim kemarau yang terjadi hampir 9 bulan ini sangat berdampak pada penghidupan masyarakat, baik bagi kebutuhan air bersih warga, maupun bagi pertanian dan peternakan.

Dari hasil pertemuan, ternyata masih banyak hal yang harus ditambahkan khususnya agar para relawan dapat memberikan pelayanan belarasa yang semakin optimal. Tim Relawan Tanggap Bencana KARINA KAS Rayon Gunungkidul masih harus mengembangkan diri dan belajar banyak hal terkait dengan penanganan kebencanaan. Dukungan dari paroki-paroki, umat dan semua pihak masih sangat dibutuhkan, agar keberadaan dan peran para relawan dari paroki-paroki semakin dirasakan oleh umat dan masyarakat. (Sr. Huberta).

 

penghijauan GK

Tandur-Tandur Nambah Sedulur merupakan Aksi Penghijauan dari Relawan Tanggap Bencana KARINAKAS Rayon Gunungkidul, yang bekerjasama dengan Karang Taruna Taruna Tani, Desa Hargosari, Tanjungsari, Gunungkidul. Aksi yang dilakukan tanggal 29 November 2019 itu adalah penanaman bibit-bibit tanaman antara lain: bibit mangga manalagi, jambu air madu deli, jambu air madu daleri, dan pohon cemara.

penghiajauan2

Lokasi penanaman adalah di sekitar Kapel Menthel, Timunsari, Hargosari, Tanjungsari, Gunung Kidul, dan di pinggiran Belik Embung Kemiri, Desa Hargosari, Tanjungsari, Gunung Kidul, yang saat ini kering tanpa air. Embung Hargosari ini dulunya merupakan embung yang airnya sangat melimpah, bahkan banyak ikan hidup di embung tersebut. Namun sejak tahun 1970 an, embung tersebut mulai mengering.

Kawasan Embung Kemiri ini sekarang dikelola oleh Karang Taruna Taruna Tani. Pada saat musim penghujan, mereka menanami sekitar embung dengan palawija, dan hasil palawija digunakan untuk kegiatan Taruna Tani. Ke depannya diharapkan ada aksi penanaman lagi yakni bibit buah-buahan seperti sirsak, jeruk, dan juga tanaman perindang. Semoga dengan aksi penghijauan ini, kedua lokasi tersebut semakin hijau dan rindang. (Sr. Huberta & Ag. Lasiman).

 

Relawan lingkar merapi1

“Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang dibentuk dari tumbukan tiga lempeng Eurhasia, Australia, Pasifik). Eurhasia ini yang paling berbahaya, karena kita di pinggirnya, jadi bampernya. Sedangkan lempeng Australia bergerak menunjang 6-7 cm pertahun, dan yang paling cepat menumbuk kita adalah lempeng Pasifik. Bisa jadi suatu hari kita bisa kehilangan satu pulau. Megathrust adalah potensi dan tidak bisa diprediksi.” Demikian disampaikan  Ir. Dewi  Sri Sayudi, dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada pertemuan Relawan Lingkar Merapi – KARINAKAS, di Desa Wisata Flory, Sleman, DIY (14/9/2019).

relawan lingkar merapi2

Kegiatan yang diikuti oleh 41 orang ini merupakan kegiatan rutin Relawan Lingkar Merapi – KARINAKAS yang dilakukan sebagai sarana untuk berkoordinasi dan belajar bersama untuk membangun kesiapsiagaan terkait situasi ancaman Merapi pada khususnya, dan ancaman yang lain pada umumnya. Memang sampai dengan saat ini gempa bumi belum bisa diprediksi, hanya bisa dikenali bahwa potensi megatrust itu ada. Maka, kesiapsiagaan perlu dibangun secara serius di setiap level masyarakat, tidak hanya di kalangan pemerintah. Itulah sebabnya kegiatan kerelawanan ini perlu terus digiatkan dan dikembangkan.

Setelah mengikuti pemaparan tentang isu megathrust, peserta diajak untuk bersama-sama menjalin keakraban, kekompakan dan kerjasama melalui kegiatan outbond yang didampingi tim fasilitator dari Desa Wisata Flory. Semoga melalui kegiatan ini, semangat belarasa semakin menjiwai teman-teman relawan untuk mewujudkan wajah sosial Gereja di area rawan bencana. (Sr. M. Huberta FSGM).

© 2010 karinakas.or.id. | +62 274 552126 | karinakas.office@gmail.com