Outbound Komunitas Baca

http://i1184.photobucket.com/albums/z332/albertdeby/IMG_6006.jpg
Yogyakarta, 28 Oktober 2012

Pada Minggu, 21 dan 28 Oktober 2012, anak-anak anggota KOMBA dari 3 desa dampingan RBM KARINAKAS Bantul mengadakan kegiatan outbound di Kampung Dolanan, Pojok Budaya, Sewon, Bantul. Pada hari pertama, kegiatan diikuti oleh 31 anak termasuk 7 anak diantaranya adalah ABK (Down-syndrome, Tuna Netra, SCI, Tuna Grahita) dari KOMBA dusun Plebengan, Sidomulyo dan dusun Kralas, Canden. Hari kedua diikuti oleh 31 anak termasuk 7 ABK (Down-syndrome, CP,  SCI, Tuna Grahita dan Tuna Rungu Wicara) dari dusun Gaten dan Srayu, Canden dan dusun Jamprit, Panjangrejo.

 

“Harapannya, outbound KOMBA ini dapat memberikan kesempatan bagi ABK dan anak-anak untuk dapat bermain dan berkegiatan bersama,” kata Margaretha Widiastutik yang merupakan staff Edukasi RBM KARINAKAS Bantul.

 

Kegiatan dibuka dengan permainan tradisional yaitu jejamuran. Awalnya,  tidak mudah untuk mengajak ABK ikut serta. Namun,  setelah melihat betapa teman-teman yang lain sangat menikmati permainan membuat ABK tertarik dan mau ikut bermain. Acara selanjutnya adalah membuat mainan tradisional. Pada sesi ini anak-anak diminta untuk membuat kincir angin dari bahan-bahan yang sudah disediakan panitia.

http://i1184.photobucket.com/albums/z332/albertdeby/IMG_5994.jpg

"Aku iso gawe dewe (aku bisa membuat sendiri)," kata Yuni, ABK  Down-Syndrome dari dusun Kralas, sambil tersenyum bahagia sembari memerkan kincir anginnya yang berputar terkena angin.

Kegiatan dilanjutkan dengan berjalan-jalan mengunjungi rumah pengrajin mainan anak-anak tradisional. Semua pengrajin mainan tradisional adalah nenek-nenek yang berusia diatas 80 tahun. Beliau-beliau ini masih sangat trampil dan teliti dalam membuat mainan-mainan tersebut, antara lain othok-othok, kipas, wayang kulit, dll. Mainan-mainan tersebut biasa dijual seharga Rp. 1000/bijinya.

Setelah mengunjungi beberapa rumah pengrajin, anak-anak diajak untuk menangkap lele di kolam berlumpur. Meskipun panas menyengat, semangat anak-anak tidak terpatahkan. Sayangnya ada beberapa ABK yang tidak dapat mengikuti kegiatan ini karena masih tergantung dengan kursi roda yang digunakan atau faktor kesehatan yang lain. Namun demikian, mereka dengan penuh semangat memberikan dukungan bagi teman-teman yang lain. Akhirnya kegiatan menangkap lele selesai setelah hampir 2 jam berlangsung. Acara kemudian ditutup dengan makan siang bersama.
KARINAKAS berharap  supaya kegiatan seperti dapat terus dilakukan, terutama oleh masyarakat sendiri, demi membuka peluang inklusifitas yang lebih besar di masyarakat.



_eska_

 

 

 

© 2010 karinakas.or.id. | +62 274 552126 | karinakas.office@gmail.com