DINSOSPERMASDES Jepara Lakukan Orientasi Biogas di Sruni

Agni Mandiri

Kadisdinsospermasdes Jepara dan staf, berfoto bersama dengan Kabid Lingkungan Hidup Boyolali,  staf KARINAKAS serta anggota Kelompok Tani Agni Mandiri Sruni (Foto; Sr. Huberta)

Kamis, 14 September 2017, Kelompok Agni Mandiri Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mendapatkan kunjungan dari Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DINSOSPERMASDES) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Pada kunjungan tersebut hadir Kepala Dinas DINSOSPERMASDES, Drs. Mohammad Zahid, Kepala-kepala Seksi dan staf serta 3 kepala desa.

Kegiatan kunjungan ini juga didampingi oleh Kabid Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali, Drs. Bambang Subagyo. Dalam sambutannya beliau menegaskan,”Biogas di Sruni bukan biogas yang abal-abal. Di Sruni, biogasnya benar-benar mandiri, bukan sekedar bantuan. Memang peran KARINAKAS dalam mendampingi desa Sruni sangat bagus. Kami sangat berterimakasih dengan pendampingan KARINAKAS.”

Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari lebih dalam bagaimana keberlangsungan program biogas bisa tetap dijaga. Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa DINSOSPERMASDES memilih Sruni menjadi tujuan tempat pembelajaran. Di kabupaten Jepara, sudah ada beberapa bantuan biogas dari pemerintah akan tetapi biogas-biogas tersebut tidak dapat dipelihara dengan baik sehingga saat ini banyak yang mangkrak. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Eko Subgyo, Kasi pemberdayaan masyarakat desa,”Ada bantuan berupa biogas untuk beberapa desa yang ada di kecamatan Kembang, sayangnya bantuan tersebut tidak dikelola dengan baik. Sehingga sekarang ini biogas tersebut mangkrak dan tidak dapat digunakan lagai.” Lebih lanjut beliau mengungkapkan,”Perkembangan biogas di Sruni sangat bagus, barangkali bisa juga dikembangkan untuk desa-desa yang ada di kecamatan kembang.”

Setyo, ketua kelompok Agni Mandiri menegaskan, jika ada permasalahan dengan biogas jangan buru-buru dibongkar tetapi dipelajari persoalannya apa. “Agni Mandiri jika menemukan persoalan justru bangga karena dengan demikian kami jadi tahu cara mengatasinya seperti apa?” tuturnya. Peran kelompok sangat penting, karena kelompok menjadi ajang diskusi untuk menyelesaikan berbagai macam persoalan tentang biogas.

Dalam kesempatan ini peserta juga diajak untuk melihat langsung salah satu instalasi biogas milik Hartono. Biogas berukuran 8 M3 ini digunakan untuk 2 KK dan masing-masing KK menggunakan 2 tungku. Biogas ini selain digunakan untuk kebutuhan harian juga untuk kebutuhan ngombor sapi (memberi makan ternak sapi). Peserta semakin yakin, biogas bisa dikembangkan untuk wilayah Jepara.

Persoalan lain yang sangat penting yang disampaikan peserta adalah tidak ada ahli biogas di kabupaten Jepara. Maka, Agni Mandiri yang hampir seluruh anggotanya sudah paham tentang instalasi biogas, siap untuk berbagi ilmu tentang teknis biogas. Karena semakin banyak biogas, semakin mandiri energy, semakin terjaga alam dan semakin sehat lingkungan kita. (Sr. M. Huberta, FSGM)

© 2010 karinakas.or.id. | +62 274 552126 | karinakas.office@gmail.com